KH. Ahmad Asrori Ketika Masih Muda - Beliau Telah memimpin Haul Akbar di Kepanjen Malang.#Haul#Akbar#Kepanjen
Dokumentasi Kumpulan MP3 Ceramah Mutiarah Hikmah Oleh Almarhum KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqy Al Fithrah Kedinding Surabaya Courtesy by Radio RASIKA FM Ungaran & Semarang Uploaded by Kiai Asrori adalah anak KH Utsman. Aktivitas thoriqoh dijalaninya sepeninggal ayahnya yang juga dikenal sebagai mursyid thoriqoh. Thoriqoh yang dipimpin Kiai Asrori tak terkait dengan kekuatan politik mana pun. Seperti ditulis dalam disertasi S3 Machmud Sujuthi mantan Kepala Kanwil Depag Jatim yang diterbitkan tahun 2001, pada buku berjudul ”Politik Tharekat”, disebutkan bahwa thoriqoh yang berpusat di Kedinding Surabaya di bawah pimpinan KH Utsman tak berafiliasi dengan kekuatan politik mana pun. Dalam buku Machmud Sujuthi itu dikatakan bahwa setelah KH Mustain Romli menyatakan merapat dan mendukung Golkar pascapemilu 1971, terjadi pembelahan dunia thoriqoh di lingkungan NU. Adajamaah thoriqoh Rejoso yang berpusat di Pondok Darul Ulum Rejoso Jombang, dengan tokoh utama KH Mustain Romli dan dekat dengan Golkar. Di sisi lain, ada thoriqoh Cukir yang berpusat di Pondok Tebuireng Jombang di bawah pimpinan KH Adlan Ali yang lebih dekat kepada Partai Persatuan Pembangunan PPP. Thoriqoh Kedinding—istilah di mana pondok KH Utsman dan KH Asrori berlokasi—berada di antara 2 titik thoriqoh yang berbau politik itu. Jamaah Kiai Asrori itu netral secara politik. Tak ada hubungan kultural dan struktural dengan partai mana pun. ”Amalan thoriqoh Kiai Asrori itu sanad-nya sampai Syech Abdul Qodir Jaelani,”jelasKiaiMiftakhul. Meninggalnya Kiai Asrori merupakan kehilangan besar bagi jamaah thoriqoh di Indonesia dan mancanegara. Selain santri yang menetap di Pondok Al Fithrah di Kedinding, hakikatnya Kiai Asrori memiliki jutaan umat dan jamaah setia diIndonesia dan banyak negara lain. Jamaah yang dipimpin Kiai Asrori tersebar hingga ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hong Kong, Australia, dan banyak negara lain. Pada acara pemakaman kemarin, banyak di antara jamaah hanyut dalam suasana duka. Mereka melantunkan doa, tahlil, surat yasin, dan bacaan thoyyibah di masjid areal ponpes. Maklum, Kiai Asrori dikenal sebagai pimpinan Thoriqoh Qodiriyyah Wannaqsabandiyah Al Utsmaniyah. Direktur Pendidikan Pondok Al Fithrah, Wisnubroto menyatakan, Kiai Asrori meninggalkan seorang istri, Hj Sulistyowati, dan 5 anak, yakni Siera Annadia, Sefira Assalafi, Ainul Yaqien, Nurul Yaqien, dan Siela Assabarina. Kiai Asrori meninggal sekitar pukul Sebelumnya, sejak 29 Juli sampai 16 Agustus 2009, sempat menjalani perawatan medis di Graha Amerta RSU dr Soetomo Surabaya. Kiai Asrori mengidap kanker dan komplikasi penyakit lainnya. Di usia berapa Kiai Asrori meninggal dunia? Berdasar pengakuan salah seorang kerabat yang biasa mengurus paspor, Kiai Asrori memiliki 3 paspor dengan tanggal lahir berbeda. Tapi, diperkirakan yang bersangkutan lahir pada 17 Agustus 1951. TASAWUFAL-MUNTAKHABĀT KARYA KH. AHMAD ASRORI AL-ISHAQI THE RELIGIOUS MODERATION ON TASAWUF BOOK AL-MUNTAKHABĀT BY KH. AHMAD ASRORI AL-ISHAQI Muhammad Zakki Ma‟had Aly Al-Fithrah Surabaya,Indonesia zakkielfemalanjy@ 10.31291/jlk.v19i1.928 Diterima: 21 Februari 2021; Direvisi: 13 Juni 2021; Diterbitkan: 30 Juni
Dok KH Ahmad Asrori al Ishaqi saar memberikan petuah agama di Gresik BASIRAH ID- Dalam artikel ini akan dijelaskan tentang keistimewaan KH Ahmad Asrori al Ishaqi yang jarang diketahui, lebih tepatnya tentang karomah-karomah KH Ahmad Asrori al Ishaqi sejak dalam kandungan Ibundanya. Cerita ini dikutip dari berbagai sumber terpecaya, salah satunya dikutip dari Disertasi KH Muhammad Musyafa’ murid KH Ahmad Asrori al Ishaqi. Pembaca yang budiman, penting untuk diketahui bahwa keistimewaan KH Ahmad Asrori al Ishaqi telah nampak sejak dalam kandungan Ibundanya, yakni Ibu Nyai Hajah Siti Qomariyah binti Munaji yang selanjutnya akan di sebut Nyai Sepuh . Dikisahkan dari salah satu abdi ndalem Nyai Sepuh, ia pernah diberi tahu langsung oleh Nyai Sepuh bahwa dirinya sejak mengandung KH Ahmad Asrori selalu merasakan kesejukan, kedamaian dan seakan-akan tidak ada beban mengandung, sehingga tak terasa seperti orang yang sedang mengandung. Tutur Adnan salah satu abdi ndalem Nyai sepuh Lebih dari itu, Nyai Sepuh saat mengandung Kh Ahmad Asrori al Ishaqi dalam dirinya seakan-akan ada kekuatan batin yang mendorong lubuk hati untuk selalu melakukan berbagai amal sholeh, berupa mujahadah sholat malam, riyadhoh dan semacamnya. Ketika KH Ahmad Asrori al Ishaqi berusia 7 bulan dikandungan Ibundanya pernah di usap oleh KH Ali Mas’ud atau Gus Ud serambi berkata; Nyai, anak yang ada dalam kandungan ini kelak yang akan meneruskan kemursyidan ayahnya, yakni KH Muhammad Ustman al Ishaqi. Potret atau kisah inilah yang menjadi salah satu hujah ketika KH Ahmad Asrori al Ishaqi ditanya oleh orang-orang yang ingkar akan kedudukan mursyidnya; sejak kapan kamu jadi mursyid, di jawab oleh Yai Asrori; sejak dalam kandungan. Tegas H. Mas’ud saat diwawancarai oleh KH Muhammad Musyafa’ Pernyataan ini menunjukkan bahwa KH Ahmad Asrori al Ishaqi telah diisyaratkan menjadi menjadi mursyid sejak dalam kandungan Ibundanya. Ujar H. Mas’ud. Keistimewaan KH Ahmad Asrori Al Ishaqi sejak dalam kandungan juga pernah diceritakan oleh Ahmad Nawi, ia menuturkan bahwa dirinya pernah diceritakan secara langsung oleh Nyai Sepuh, bahwa ketika KH Ahmad Asrori al Ishaqi saat dikandungan setiap kali didatangi malaikat seraya memberi salam, maka pagi atau siang harinya Gus Ud dan Kiai Hamid Magelang datang untuk ikut mendoakan Nyai Sepuh ketika mengandung KH Asrori. Ujar Ahmad Nawi saat diwawancari oleh KH Muhammad Musyafa’. Demikianlah kisah singkat tentang keistimewaan KH Ahmad Asrori al Ishaqi ketika di dalam kandungan Ibundanya, semoga setelah mendengarkan kisah ini dapat menjadikan kita semua semakin mencintai para Wali-Wali Allah dan kelak ketika di akhirat kita semua tentu sangat mengharapkan pertolongan mereka.***
AhmadAsrori Al-ishaqi merupakan putera dari Kyai Utsman Al-Ishaqi. Video uploaded from my mobile phone. Kiai Asrori kemudian berinisiatif memindahkan aktivitas tarekatnya ke Kedinding Lor pada 1985. Tawasul Dzikir Yasin oleh KH Asrori Al Ishaqi Pendiri Jamaah Al Khidmah Pengasuh Pondok Pesantren Al Fitrah Kedinding Surabaya. Lambat laun
KH. Ahmad Asrori Al-ishaqi merupakan putera dari Kyai Utsman Al-Ishaqi. Beliau mengasuh Pondok Pesantren Al-Fithrah Kedinding Surabaya. Kelurahan Kedinding Lor terletak di Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Di atas tanah kurang lebih 3 hektar berdiri Pondok Pesantren Al-Fithrah yang diasuh Kyai Ahmad Asrori, putra Kyai Utsman Al-Ishaqy. Nama Al-Ishaqy dinisbatkan kepada Maulana Ishaq, ayah Sunan Giri, karena Kyai Utsman masih keturunan Sunan Giri. Semasa hidup, Kyai Utsman adalah mursyid Tarekat Qadiriyah wa Ahmad Asrori Al-Ishaqi lahir di Surabaya pada 17 Agustus 1951. Ayah beliau, KH. M. Utsman Al Ishaqi, adalah seorang Mursyid Thariqah Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah. Secara nasab, beliau masih keturunan salah satu Walisongo, yaitu Sunan Asrori Al Ishaqi – Muhammad Utsman – Surati – Abdullah – Mbah Deso – Mbah Jarangan – Ki Ageng Mas – Ki Panembahan Bagus – Ki Ageng Pangeran Sedeng Rana – Panembahan Agung Sido Mergi – Pangeran Kawis Guo – Fadlullah Sido Sunan Prapen – Ali Sumodiro – Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri – Maulana Ishaq – Ibrahim Al Akbar – Ali Nurul Alam – Barokat Zainul Alam – Jamaluddin Al Akbar Al Husain – Ahmad Syah Jalalul Amri – Abdullah Khan – Abdul Malik – Alawi – Muhammad Shohib Mirbath – Ali Kholi’ Qasam – Alawi – Muhammad – Alawi – Ubaidillah – Ahmad Al Muhajir – Isa An Naqib Ar Rumi – Muhammad An Naqib – Ali Al Uraidli – Ja’far As Shodiq – Muhammad Al Baqir – Ali Zainal Abidin – Hussain Bin Ali – Ali Bin Abi Thalib / Fathimah Binti Rasulullah Asrori belajar di sejumlah pesantren seperti1. PP. Darul Ulum, Peterongan Jombang, Jawa PP. Al-Hidayah, Pare, Kediri, Jawa PP. Al-Munawir Jogjakarta4. PP. Buntet, Cirebon, Jawa PesantrenSetelah memegang posisi mursyid dan melanjutkan aktivitas pengajian di kediaman sang ayah di Jatipurwo, Surabaya, Kiai Asrori awalnya hanya menerima beberapa anak yang dititipkan jamaah pengajian tarekat untuk belajar laun, semakin banyak jamaah yang menitipkan anaknya untuk belajar. Kiai Asrori kemudian berinisiatif memindahkan aktivitas tarekatnya ke Kedinding Lor pada 1985. Di tempat ini, ia memiliki sepetak lahan yang di atasnya kemudian dibangun bergulirnya waktu, Ponpes Al Fithrah pun terus berkembang dan kini telah menempati lahan seluas tiga hektare. Tentu saja, pembangunan dan perluasan ponpes ini dilakukan secara bertahap, baik dengan dana pribadi maupun sumbangan dari para jumlah santri lebih dari orang, Ponpes Al Fithrah kini mengelola semua jenjang pendidikan, mulai dari TK, Madrasah Ibtidaiyah, Aliyah Muadalah, Ma'had Aly, Taman Pendidikan Alquran TPQ, hingga Sekolah Tinggi Agama Islam STAI Al untuk sarana pendidikan, ponpes ini sering kali digunakan sebagai tempat untuk menggelar acara besar tarekat, seperti haul akbar yang dihadiri ribuan pengikut tarekat Qadiriyah Wa politisi kondang negeri ini juga pernah berkunjung ke ponpes ini. Namun, hal itu tak lantas membuat Kiai Asrori jemawa lalu terseret ke politik praktis. Di kalangan orang-orang terdekatnya, Kiai Asrori dikenal sebagai sosok yang tak haus publikasi. Ia pun sangat jarang marah. Seperti pernah dikatakan sang istri, Nyai Mutia, bahwa suaminya adalah sosok yang sangat menghormati orang Qadiriyah Wa NaqsyabandiyahSang ayah adalah salah satu dari tiga pimpinan tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah. Dua mursyid lainnya adalah KH Makki dari Karangkates, Kediri, dan KH Bahri dari Mojosari, Kiai Utsman pada 1984, kepemimpinan tarekat dilanjutkan oleh Kiai Asrori. Estafet kepemimpinan tarekat kepada Kiai Asrori memang sesuai dengan wasiat Kiai itu, Kiai Asrori berusia 30 tahun dan dinilai masih terlalu muda untuk menjadi seorang mursyid. Namun, berkat kecerdasan dan ketawadhuannya rendah hati, ia berhasil menjalankan perannya sebagai pemimpin tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah. Sikap istiqamahnya menjadi panutan jamaah tarekat dari seluruh bawah kepemimpinan Kiai Asrori, tarekat Qodariyah Wa Naqsyabandiyah berkembang pesat, terutama di Indonesia. Terlebih, setelah dua kepemimpinan tarekat di Kediri dan Mojokerto mulai terseret dunia Qadariyah Wa Naqsyabandiyah pimpinan Kiai Asrori pun menjadi alternatif di kalangan penganut tarekat karena dianggap lebih netral dan mengayomi para sahabat, santri, dan para pengikutnya, Kiai Asrori dikenal sebagai pribadi yang memiliki kesantunan luar biasa. Tak hanya di kalangan tarekat dan ponpes, Kiai Asrori juga mampu bergaul dengan kalangan profesional melalui pendekatan yang dianggap kalangan pondok tidak sang kiai menyampaikan pesan Islam membuat beberapa kalangan profesional terpikat untuk bergabung ke dalam tarekat. Wijsnu menyebut, cukup banyak murid Kiai Asrori yang berlatar belakang akademisi, arsitek, pejabat, hingga sejumlah warga keturunan Tionghoa dari Surabaya dan Semarang pun tertarik mengikuti pengajian beliau. Mereka tertarik mendengarkan petuah-petuah sang kiai karena pesan yang ia sampaikan selalu menyejukkan dan tidak pernah KH Asrori meninggalkan satu orang istri bernama Hj Sulistyowati dan lima orang anak 2 laki, 3 putri. Yakni, Siera Annadia, Sefira Assalafi, Ainul Yaqien, Nurul Yaqien dan Siela Asrori memiliki satu orang istri bernama Hj Sulistyowati dan lima orang anak 2 laki, 3 putri. Yakni1. Siera Annadia2. Sefira Assalafi3. Ainul Yaqien4. Nurul Yaqien5. Siela UsiaNamun, pada 18 Agustus 2009, tepat sehari setelah perayaan kemerdekaan RI, ulama yang sarat ilmu dan teladan ini harus pergi untuk selamanya meninggalkan keluarga, santri, dan para pengikut tarekat Qadiriyah Wa wafat karena kondisi kesehatannya yang terus menurun. Beliau dimakamkan di lingkungkan pesantren Al-Fithrah, Kedinding, SurabayaHingga berita ini diturunkan, ribuan jamaah dari seluruh pelosok Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong dan Australia masih bertahan di masjid areal ponpes untuk melantunkan doa tahlil dan Yasinan di depan pusara makam Pimpinan Tarekat Qodiriyah Wanaqsabandiyah Al jamaah dari seluruh pelosok Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong dan Australia masih bertahan di masjid areal ponpes untuk melantunkan doa tahlil dan Yasinan di depan pusara makam Pimpinan Tarekat Qodiriyah Wanaqsabandiyah Al
  • Псα на
    • Друй ֆըж
    • З էзететвիцы λоբу
    • Идεлуγωφиπ րю
  • Пይ ዊδθск ωриκዳλаፓ
  • Уኽεц ф օкреξи
KH Ahmad Asrori Al Ishaqi (tengah). Kiai 'Bandel' yang Cerdas Walau pada usia dewasa Kiai Asrori dikenal dengan sifat tawadhu, sabar, dan istiqamah-nya, di masa kecil ia bukan tergolong anak yang patuh.
Filosofi Ishari NU, ikatan seni Hadrah indonesia. hosnews.id. Mei 21, 2021. Updated: Mei 21, 2021. Hosnews.id || – Sholawat ISHARI adalah salah satu warisan budaya salafunassholih yang muncul di Jawa. Sholawat ISHARI merupakan salah satu aliran sholawat yang cukup tua, jauh lebih tua dibanding aliran Banjari (Banjari berasal dari Banjar Komunitas yang dipimpin oleh KH Ahmad Asrori Al ishaqi tetap bertahan bahkan mengalami perkembangan sangat pesat karena mampu mengadopsi sistem-sistem modern yang relevan. Pada beberapa institusi yang telah terbentuk tersebut, telah mengadopsi sistem demokrasi bahkan Al Khidmah menjalankan sistem demokrasi secara komprehensif.
Rekaman audio Pengajian Al-Khidmah KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi yang sering kita dengar di radio-radio kesayangan.Kali ini adalah episode ke 8 membahas mengena
.
  • 7l3is8yinf.pages.dev/223
  • 7l3is8yinf.pages.dev/165
  • 7l3is8yinf.pages.dev/260
  • 7l3is8yinf.pages.dev/146
  • 7l3is8yinf.pages.dev/285
  • 7l3is8yinf.pages.dev/27
  • 7l3is8yinf.pages.dev/39
  • 7l3is8yinf.pages.dev/112
  • 7l3is8yinf.pages.dev/50
  • karomah kh ahmad asrori al ishaqi