“Hajar” adalah wanita sholehah yang baik, menikah dan punya tiga anak kecil, dia selalu berbuat dengan orang lain dengan moral yang baik, tetapi malah dia kena fitnah dengan alasan mau menyingkirkan warisannya setelah kematian ayahnya padahal dia sama sekali taka da niatan seperti itu, sang pengacara menggunakan tanda tangannya di beberapa kertas dan mengedit tanda tangan nya agar di terima kepercayaannya lalu menghukumnya dengan tak bijak, sehingga pengadilan menghukumnya dengan hukuman penjara, padahal dia sangat tabah, dia sabar dan menerima taqdir Allah, dia dan suaminya setuju untuk tidak memberi tahu anak-anak tentang pemenjaraannya, dan ketika mereka bertanya tentang ibunya, sang suami mengatakan bahwa dia sedang bepergian, lalu dengan bantuan orang-orang baik dia memanggil anak-anaknya sesekali melalui telepon dan meyakinkan mereka bahwa ibunya baik baik saja. Suatu malam, kerinduan Hajar pada anak-anaknya sangat besar, dia mulai menangis, dan kemudian dia berdoa dan meminta pada Allah untuk melindungi anak-anaknya dalam tidurnya dan bisa bermimpi melihat anaknya, dan setelah dia tidur dia tidak bisa melihat mereka, tetapi dia tersenyum setelah dia yakin bahwa Allah tidak akan membuatnya terus bersedih dan suatu saat pasti akan secepatnya bertemu dengan anak anaknya . Mata berkaca-kaca dan hati terbakar, dan hanya beberapa jam sampai ada seseorang yang datang atas perintah direktur penjara dan memerintahkan untuknya sebuah kebebasan, dia tidak percaya karena dia masa penjaranya masig dua tahun lagi, tetapi dia mengambil keputusan untuk melepas diri tak peduli dengan keadaan dan langsung berangkat menuju rumahnya agar bisa bertemu dengan anak-anaknya dan duduk di antara mereka membelai kepala mereka sampai larut malam, kemudian ada seseorang yang mengetuk pintu, ternyata dia adalah utusan direktur penjara yang mengirimnya untuk kembali dalam sel penjara, karena pembebasan itu atas nama wanita lain, Hajar berkata sambil menangis, seakan tak percaya dengan hal tersebut, karena ia merasa tak melakukan kesalahan yang fatal sehingga dia harus masuk sel penjara lagi. Hajar terus berdoa kepada Allah untuk melepaskan kesedihannya, dan dua hari setelah dia kembali ke sel penjara dia terkejut untuk kedua kalinya oleh direktur penjara yang mengeluarkan perintah untuk pembebasannya, dan sebelum memintanya untuk mengkonfirmasi namanya, dia melihat pengacaranya menangis dan meminta maaf kepadanya serta mengakui pemalsuannya dan kasus ini, walaupun setelah dia merasakan banyak siksaan dan kehancuran, Hajar tetap bersujud kepada Allah, dan kembali kepada anak-anaknya dengan lapang dada serta memaafkan orang yang sudah berbuat jahat padanya. Originally posted 2022-08-23 171133.